بسم الله الرحمن الرحيم
Dalam judul ini yang dimaksud adalah hidup itu hakikatnya dagang dan ada dagang yang tak kunjung rugi, hal ini kita simak dulu firman Allah berikut ini :
Allah SWT berfirman: اِنَّ الَّذِيْنَ يَتْلُوْنَ كِتٰبَ اللّٰهِ وَاَ قَا مُوا الصَّلٰوةَ وَاَ نْفَقُوْا مِمَّا رَزَقْنٰهُمْ سِرًّا وَّعَلَا نِيَةً يَّرْجُوْنَ تِجَارَةً لَّنْ تَبُوْرَ ۙ innallaziina yatluuna kitaaballohi wa aqoomush-sholaata wa anfaquu mimmaa rozaqnaahum sirrow wa ‘alaaniyatay yarjuuna tijaarotal lan tabuur “Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab Allah (Al-Qur’an) dan melaksanakan sholat dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepadanya dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perdagangan yang tidak akan rugi,” (QS. Fatir 35: Ayat 29)
Ayat ini menjelaskan tentang para pembaca, para pengamal, dan para pengajar al-Quran, yaitu orang-orang yang mendirikan shalat fardhu dan sunat, demikian pula dalam hal infaq (dikerjakan infaq wajib seperti yang ditentukan prosentasenya yaitu zakat dan infaq yang sunat)
Dalam hal membaca al-Quran atau mengaji menggunakan ‘fi’il mudlari’ (kata kerja sedang dan akan) sedangkan pada ‘fi’il madly’ (kata kerja telah lampau); ini mengandung pengertian bahwa biar shalat sudah biasa dan zakat pun demikian, tapi mengaji jangan berhenti, sehubungan ‘fi’il mudlari’ adalah menunjukan istimrar(kontinuitas/terus-menerus/berkesinambungan).
Al-Qur’an Kitab yang Mulia
Diriwayatkan dari anas sesungguhnya Nabi saw, bersabda: Al-Qur’an adalah seutama-utama segala sesuatu; barang siapa yang memuliakan memuliakan Al-Qur’an maka sesungguhnya dia telah memuliakan Allah. Dan barang siapa yang menganggap remeh terhadap al-Qur’an maka sesungguhnya dia telah menganggap remeh hak Allah Ta’ala.
Orang yang mengerti isi al-Qur’an mereka orang-orang yang akan diberi rahmat oleh Allah dengan sempurna. Orang-orang yang mengagungkan firman Allah merekalah orang-orang yang memakai cahaya Allah. Barang siapa yang menjadikannya sebagai sahabat kepada mereka Allah akan melindunginya, dan barang siapa yang meninggalkan orang yang faham atas al-Quran sesungguhnya dia telah menganggap remeh kepada hak Allah Ta’ala.
Dari Nabi saw, beliau bersabda: Diantara mengagungkan kemuliaan Allah yaitu menghormati/memuliakan tiga perkara:
- Imam yang adil
- Orang muslim yang sudah beruban(tua)
- Orang yang mengerti dan faham isi al-Qur’an dengan tidak berlebihan atau wajar. Abu Amir berkata dalam periwayatan hadist tersebut terdapat kelemahan(al-Qurthuby: 1/27)
Keutamaan Mempelajari al-Quran
Dan Abu ‘Amir berkata: Pembawa Al-Qur’an itu ialah mereka yang mengetahui hukum-hukumnya, yang halal b dan yang haramnya, serta mengamalkan isinya.
Mujahid berkata: Jika kamu menguap waktu membaca Al-Qur’an tahanlah (berhenti dulu) bacaanmu sebagai penghormatan sehingga menguapnya selesai..
“Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingat Allah dan (dari) mendirikan sembahyang, dan(dari) membayarkan zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang”