Dari ‘Ali ra sesungguhnya ia berkata: Suatu zaman akan datang kepada manusia, di zaman itu islam hanya tinggal nama, Al-Quran tinggal tulisan, dan masjid-masjid mereka megah-megah, tapi kosong dari rahmat Allah. Sejelek-jelek zaman itu adalah orang-orang yang berilmu,
dari merekalah keluar fitnah dan akan kembali fitnah itu kepada mereka, yaitu: sesungguhnya mereka mengetahui tapi mereka tidak melaksanakan ilmunya padahal mengamalkan ilmu hukumnya wajib.
Allah SWT berfirman: مَنْ كَا نَ يُرِيْدُ الْعِزَّةَ فَلِلّٰهِ الْعِزَّةُ جَمِيْعًا ۗ اِلَيْهِ يَصْعَدُ الْـكَلِمُ الطَّيِّبُ وَا لْعَمَلُ الصَّالِحُ يَرْفَعُهٗ ۗ وَ الَّذِيْنَ يَمْكُرُوْنَ السَّيِّاٰتِ لَهُمْ عَذَا بٌ شَدِيْدٌ ۗ وَمَكْرُ اُولٰٓئِكَ هُوَ يَبُوْرُ mang kaana yuriidul-‘izzata fa lillaahil-‘izzatu jamii’aa, ilaihi yash’adul-kalimuth-thoyyibu wal-‘amalush-shoolihu yarfa’uh, wallaziina yamkuruunas-sayyi
aati lahum 'azaabun syadiid, wa makru ulaaa
ika huwa yabuur “Barang siapa menghendaki kemuliaan, maka (ketahuilah) kemuliaan itu semuanya milik Allah. Kepada-Nyalah akan naik perkataan-perkataan yang baik, dan amal kebajikan Dia akan mengangkatnya. Adapun orang-orang yang merencanakan kejahatan mereka akan mendapat azab yang sangat keras, dan rencana jahat mereka akan hancur.” (QS. Fatir 35: Ayat 10)
Perkataan yang baik itu ialah: a. Kalimat Tauhid Laa ilaaha illallah b. Zikir kepada Allah c. Semua perkataan yang baik yang diucapkan karena Allah. d. Do’a kita beri sayap dengan amal saleh (amal saleh adalah sayap doa) Syukur adalah “Yaqbalul qaliila minal amalil khaalish” == Menerima amal saleh yang ikhlas sekecil apapun, “wayutsibu ‘alaihil jaziila minats tsawaabi’“ == dan akan mengganjar kepadanya dengan pahala yang banyak.
Allah SWT berfirman: قَا لُوْا سُبْحٰنَكَ مَا كَا نَ يَنْۢبَغِيْ لَنَاۤ اَنْ نَّـتَّخِذَ مِنْ دُوْنِكَ مِنْ اَوْلِيَآءَ وَ لٰـكِنْ مَّتَّعْتَهُمْ وَاٰ بَآءَهُمْ حَتّٰى نَسُوا الذِّكْرَ ۚ وَكَا نُوْا قَوْمًۢا بُوْرًا qooluu sub-haanaka maa kaana yambaghii lanaaa an nattakhiza min duunika min auliyaaa
a wa laakim matta'tahum wa aabaaa
ahum hattaa nasuz-zikr, wa kaanuu qoumam buuroo “Mereka (yang disembah itu) menjawab, Maha Suci Engkau, tidaklah pantas bagi kami mengambil pelindung selain Engkau, tetapi Engkau telah memberi mereka dan nenek moyang mereka kenikmatan hidup, sehingga mereka melupakan peringatan; dan mereka kaum yang binasa.” (QS. Al-Furqan 25: Ayat 18)
Maksudnya: setelah mereka dikumpulkan bersama-sama apa yang mereka sembah, yaitu: Malaikat, Uzair, Nabi Isa as, dan berhala-berhala. Setelah Tuhan menanyakan kepada yang disembah itu, apakah mereka yang menyesatkan orang-orang itu ataukah orang-orang itu yang sesat sendirinya? Maka yang disembah itu menjawab bahwa tidaklah patut bagi mereka untuk menyembah selain Allah, apalagi untuk menyuruh orang lain menyembah selain Allah
Di Akhirat orang Mukmin akan berkumpul dengan keluarga
Allah SWT berfirman: بَلْ ظَنَـنْـتُمْ اَنْ لَّنْ يَّـنْقَلِبَ الرَّسُوْلُ وَا لْمُؤْمِنُوْنَ اِلٰۤى اَهْلِيْهِمْ اَبَدًا وَّزُيِّنَ ذٰلِكَ فِيْ قُلُوْبِكُمْ وَظَنَنْتُمْ ظَنَّ السَّوْءِ ۚ وَكُنْـتُمْ قَوْمًاۢ بُوْرًا bal zhonantum al lay yangqolibar-rosuulu wal-mu
minuuna ilaaa ahliihim abadaw wa zuyyina zaalika fii quluubikum wa zhonantum zhonnas-sauu
, wa kuntum qoumam buuroo “Bahkan (semula) kamu menyangka bahwa Rasul dan orang-orang mukmin sekali-kali tidak akan kembali lagi kepada keluarga mereka selama-lamanya, dan dijadikan terasa indah yang demikian itu di dalam hatimu, dan kamu telah berprasangka dengan prasangka yang buruk, karena itu kamu menjadi kaum yang binasa.” (QS. Al-Fath 48: Ayat 12)
_Sumber : Mutiara Hikmah oleh HM.Sayub Sayidin,S,Th,I._