Allah SWT berfirman:
يُؤْتِى الْحِكْمَةَ مَنْ يَّشَآءُ ۚ وَمَنْ يُّؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ اُوْتِيَ خَيْرًا كَثِيْرًا ۗ وَمَا يَذَّكَّرُ اِلَّاۤ اُولُوا الْاَ لْبَا بِ
yu`til-hikmata may yasyaaa`, wa may yu`tal-hikmata fa qod uutiya khoirong kasiiroo, wa maa yazzakkaru illaaa ulul-albaab.
"Dia memberikan hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki. Barang siapa diberi hikmah, sesungguhnya dia telah diberi kebaikan yang banyak. Dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang mempunyai akal sehat." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 269)
Dari kutipan ayat diatas ada kata yang dicetak tebal di awal ayat yaitu kata hikmah, Al-Hikmah => disini mempunyai makna kefahaman yang mendalam tentang Al Quran dan As-Sunnah. Hikmah termasuk kata musytarikah/banyak makna, diantaranya :
- Ma’rifatud Dien = Mengetahui ajaran agama secara keseluruhan termasuk perkara perkara kecil
- “Al-Fahmu” = Pemahaman yang merupakan tabi’at cahaya ilahi
- “As-Sunnah wa Bayaanusy Syari’ah” = Sunnah Nabi saw termasuk penjelasan dan perbuatan
- “al-Ishabah fil Qauli wal Fi’li” = Kesesuaian antara ucapan dan perbuatan
- “Al-Fiqhu fid Dien” = Faham dalam urusan agama. Ini merupakan jawaban dari Imam Malik atas pertanyaan Ibnu Wahab.
- “As-Sunnah” = Dan hikmah juga bermakna pembeda/pemisah antara yang haq dan yang batil (Imam Syafi’i)
- Imam al-Razzy menjelaskan bahwa hikmah adalah syari’at termasuk segala kandungan nya dari berbagai kemaslahatan dan kemanfaatan.
yang diberi hikmah oleh Allah dinyatakan akan diberi kebaikan yang banyak, Khair itu sendiri termasuk kata musytarikah, bisa bermakna kebaikan, dan bisa juga bermakna harta kekayaan. Dan hal ini tidak akan dipahami kecuali oleh Ulul Albab. Penulis memandang perlu membahas apa yang dimaksud ulul albab.
Ulul al-Bab
Kriteria Ulul al-Bab dapat kita jumpai dalam surat al-Ra’du ayat 19 s/d ayat 24, berikut ini :
Allah SWT berfirman: اَفَمَنْ يَّعْلَمُ اَنَّمَاۤ اُنْزِلَ اِلَيْكَ مِنْ رَّبِّكَ الْحَـقُّ كَمَنْ هُوَ اَعْمٰى ۗ اِنَّمَا يَتَذَكَّرُ اُولُوا الْاَ لْبَا بِ ۙ a fa may ya’lamu annamaaa unzila ilaika mir robbikal-haqqu kaman huwa a’maa, innamaa yatazakkaru ulul-albaab “Maka apakah orang yang mengetahui bahwa apa yang diturunkan Tuhan kepadamu adalah kebenaran, sama dengan orang yang buta? Hanya orang berakal yang dapat mengambil pelajaran,” (QS. Ar-Ra’d 13: Ayat 19)
Allah SWT berfirman: الَّذِيْنَ يُوْفُوْنَ بِعَهْدِ اللّٰهِ وَلَا يَنْقُضُوْنَ الْمِيْثَا قَ ۙ allaziina yuufuuna bi’ahdillaahi wa laa yangqudhuunal-miisaaq “(yaitu) orang yang memenuhi janji Allah dan tidak melanggar perjanjian,” (QS. Ar-Ra’d 13: Ayat 20)
Allah SWT berfirman: وَا لَّذِيْنَ يَصِلُوْنَ مَاۤ اَمَرَ اللّٰهُ بِهٖۤ اَنْ يُّوْصَلَ وَيَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ وَ يَخَا فُوْنَ سُوْٓءَ الْحِسَا بِ ۗ wallaziina yashiluuna maaa amarollaahu bihiii ay yuushola wa yakhsyauna robbahum wa yakhoofuuna suuu`al-hisaab “dan orang-orang yang menghubungkan apa yang diperintahkan Allah agar dihubungkan, dan mereka takut kepada Tuhannya dan takut kepada hisab yang buruk.” (QS. Ar-Ra’d 13: Ayat 21)
Allah SWT berfirman: وَا لَّذِيْنَ صَبَرُوا ابْتِغَآءَ وَجْهِ رَبِّهِمْ وَاَ قَا مُوا الصَّلٰوةَ وَاَ نْفَقُوْا مِمَّا رَزَقْنٰهُمْ سِرًّا وَّعَلَا نِيَةً وَّيَدْرَءُوْنَ بِا لْحَسَنَةِ السَّيِّئَةَ اُولٰٓئِكَ لَهُمْ عُقْبَى الدَّارِ ۙ wallaziina shobarubtighooo
a waj-hi robbihim wa aqoomush-sholaata wa anfaquu mimmaa rozaqnaahum sirrow wa 'alaaniyataw wa yadro
uuna bil-hasanatis-sayyiata ulaaa
ika lahum ‘uqbad-daar “Dan orang yang sabar karena mengharap keridaan Tuhannya, melaksanakan sholat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik),” (QS. Ar-Ra’d 13: Ayat 22)
Allah SWT berfirman: جَنّٰ